Selasa, 10 Mei 2011

mengenangnya

5 desember 1997
apabila seperti hari/tanggal lain
hari itu sudah semestinya semakin tidak lagi berbekas
jika saja sebuah peristiwa tidak menandai perbedaan dengan hari/tanggal lainnya

hari itu,
semua orang ramai memenuhi kediamanku yang kecil
di tengah keramaian itu,
ada seseorang yang tengah "dipersiapkan"
(baru tahun-tahun berikutnya kutahui itulah prosesi mengkafani)

"cium mama neng..."

bergantian kami, tiga bersaudara, memberikan ciuman
(yang baru kutahui belakangan, bahwa itu adalah salam terakhir untuk perpisahan yang panjang)

tidak ada air mata saat itu.
tidak juga muncul rasa sakit di dada.

berbeda dengan tahun-tahun berikutnya
(saat peristiwa itu justru sudah terlampaui)

air mata seringkali menetes,
dan saat itu maka dada seakan terasa penuh sesak.

ya rabbiiiii...
semoga Engkau selalu melembutkan hati ini,
untuk selalu mengingat dan mengenangnya
sehingga tentunya sering mengirimnya sepucuk pesan rindu
dalam bungkus doa yang panjang:
"ampunilah semua dosa-dosanya,
terimalah amal ibadahnya,
tempatkan ia di tempat terbaik,
jauhkanlah ia dari siksa kubur, apalagi siksa api neraka
dan pertemukanlah kami (kelak) di hari akhir dengan penuh kebahagiaan"

amin.

(dan untuk sesaat, sesak itu pergi beserta doa panjang)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar